Hidayat Kepala SMKN 1 Tanjung Raya, Meninjau, Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat.
AGAM, SUMBAR – TELIKSANDI.ID – Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan tangguh diperlukan berbagai program dan terobosan yang jitu dan dapat diterima oleh guru dan siswa. Untuk mendekati hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan tentu saja sangat memerlukan sarana dan prasarana yang cukup.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjung Raya, Meninjau Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat, menurut Hidayat sebagai Kepala ketika ditemui wartawan Telik Sandi, Sabtu 19/10 di Meninjau.
Dikatakannya lebih lebar lagi bahwa SMKN 1 Tanjung Raya pada saat kini mempunyai 1.040 siswa dan siswi dari delapan jurusan dengan tenaga pengajar 98 guru dan 38 ruang belajar. Sedangkan para siswa yang bersekolah di SMKN 1 ini bukan hanya yang berasal dari Kabupaten Agam saja akan tetapi dari luar daerah, Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman dan propinsi Palembang dan Riau.
Untuk diketahui SMKN 1 mempunyai tiga jurusan yang unggul dan paling banyak diminati siswa. Jurusan TKR, teknik komputer dan mesin, listrik, sementara jurusan bangunan sangat kurang diminati siswa.
Ini karena apa jurusan bangunan masih menjadi momok yang dianggap setelah lulus dari jurusan itu menjadi kuli bangunan. Padahal jika mau jujur ,jurusan bangunan pun mempunyai prospek yang gemilang dimasa depan.
Lebih lanjut, Hidayat sang Kepala SMKN 1 Tanjung Raya dari tahun ke tahun terus berbenah diri tentunya dengan menambah ruang belajar juga lapangan olah raga selain kini tengah membuat pagar sekolah yang menghabiskan anggaran mencapai Rp. 300.000.000. Dalam pekerjaan dua tahap dengan menggunakan.
Dana Pokir dari anggota DPRD Propinsi Sumatra Barat. Pemberian ini merupakan suatu penghargaan tertinggi dan kami apresiasi dan ucapkan banyak terima kasih dan semoga menjadi amal kebaikan.
Menyinggung tentang pendidikan kedepan, Dayat berharap kiranya semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar dapat saling bersinergi. Guru, wali murid, siswa, komite dan institusi pendidikan.
Karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak bisa hanya terpokus pada guru dan pemerintah semata. Tapi semua elemen harus saling bergotong royong. (Desleo/Teliksandi)
