Bantul, 14 Oktober 2025 — Sebagai bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman langsung, siswa kelas X MAN 2 Bantul melaksanakan kegiatan kunjungan edukatif dan UMKM di wilayah Yogyakarta pada Selasa, 14 Oktober 2025. Rombongan siswa ini dipimpin oleh Bapak Riyadi Setiawan selaku ketua pelaksana, serta didampingi oleh para guru pendamping.
Kegiatan kunjungan ini mencakup tiga lokasi yang merepresentasikan bidang yang berbeda, yakni TVRI Jogja sebagai media penyiaran publik, Bakpia Djava sebagai pelaku UMKM khas Yogyakarta, dan Bengkel AHASS sebagai representasi dunia industri otomotif modern.
Di TVRI Jogja, para siswa mendapat kesempatan berharga untuk menyaksikan secara langsung proses produksi siaran televisi, mulai dari ruang redaksi, studio, hingga ruang kontrol. Siswa juga diperkenalkan pada berbagai profesi di dunia penyiaran dan pentingnya komunikasi publik yang informatif dan edukatif. Banyak di antara mereka yang terinspirasi untuk mengenal lebih dalam dunia jurnalistik dan media.
Selanjutnya, di Bakpia Djava, siswa belajar mengenai bagaimana sebuah produk lokal dapat menjadi ikon daerah sekaligus peluang bisnis yang menjanjikan. Mereka melihat proses pembuatan bakpia, memahami manajemen produksi, dan mengenal strategi pemasaran yang dilakukan agar produk tetap diminati konsumen.
Kunjungan terakhir dilakukan ke Bengkel AHASS, tempat siswa diperkenalkan pada sistem kerja bengkel resmi yang mengedepankan pelayanan, ketepatan, dan profesionalitas. Di sini, siswa belajar bahwa dunia kerja memerlukan ketelitian, kedisiplinan, dan tanggung jawab tinggi.
Salah satu siswi kelas XA, Nadia Rahma, mengungkapkan kesannya terhadap kegiatan ini. “Kunjungan ini sangat bermanfaat karena kami bisa melihat langsung bagaimana teori yang kami pelajari di sekolah ternyata benar-benar diterapkan dalam dunia kerja. Saya jadi lebih semangat belajar dan ingin menyiapkan diri lebih baik untuk masa depan,” ujarnya dengan penuh antusias.
Menurut Riyadi Setiawan, kegiatan ini bukan sekadar rekreasi edukatif, tetapi juga upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan, etos kerja, dan rasa ingin tahu siswa terhadap dunia industri. “Kami ingin anak-anak melihat kenyataan di lapangan, agar mereka paham pentingnya keterampilan dan sikap kerja dalam meraih sukses,” tuturnya.
Sebagai penutup kegiatan, para guru pendamping mengajak siswa melakukan refleksi singkat atas pengalaman hari itu. Banyak siswa menyadari bahwa kerja keras, kreativitas, dan disiplin adalah kunci utama dalam dunia kerja. Mereka juga memahami bahwa pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas, tetapi juga melalui pengalaman nyata di lingkungan sekitar.
Kontributot : Mubtadi`in
