TELIKSANDI
NEWS TICKER

Takut Ditutup, Preman Perjudian Stasiun Wonokromo Ancam Wartawan

Minggu, 29 September 2019 | 9:10 pm
Reporter:
Posted by: admin
Dibaca: 729

Teliksandi.id, Surabaya – Tempat perjudian dan prostitusi Stasiun Wonokromo Surabaya menjadi sarang preman. Pasca viral pemberitaan terkait perjudian dan prostitusi di berbagai media, preman Wonokromo pasang badan hingga mengancam keselamatan jurnalis dan keluarganya.

Ade, wartawan media online, membenarkan kejadian itu. Takut lahan makannya ditutup oleh polisi, preman yang diketahui bernama Heri melakukan pengancaman melalui telpon seluler rekan Ade pada Jum’at (27/09/19).

Heri Dadu, itulah sebutan nama yang dikenal oleh sejumlah “pendekar” di balik beroperasinya perjudian Stasiun Wonokromo Surabaya.

“Kamu dimana, awas yo lek sampek ono seng kecekel ambek judi Stasiun Wonokromo ditutup, podo karo mateni sandang panganku. Tak golek i awakmu, pasti ketemu, (awas ya kalau sampai ada yang tertangkap dan sampai perjudian Wonokromo ditutup, sama dengan mematikan sumber makanku. Kamu pasti akan aku cari, pasti ketemu),” ancam preman Heri tersebut terhadap wartawan Ade, (27/09/19).

Ade memaparkan, pengancaman tersebut bukan kepada dirinya saja namun juga keluarga. Jika sampai ketemu diluar bersama ibu, orang tua, maka akan dihabisi.

“Lek sampek awakmu metu ambek ibukmu, metu tak habisi awakmu, sak iki nang ndi, ayo ketemu,” kata Ade menirukan kalimat ancaman si penelepon melalui seluler rekannya.

Terkait dengan ancaman tersebut, Ade sebagai warga masyarakat Surabaya  butuh dilindungi pihak kepolisian agar merasa aman dan nyaman dari ancaman preman akibat dari profesinya sebagai wartawan. “Saya berharap pihak kepolisian merespon adanya pengancaman terhadap warga kota Surabaya. Meski saya berprofesi wartawan, saya juga salah satu warga Surabaya yang butuh perlindungan. Saya percaya pihak kepolisian akan segera menindak tempat perjudian dan prostitusi Stasiun Wonokromo yang sudah menjadi sarang preman itu,” kata Ade penuh harap.

Ditambahkan Ade, memang ini sebuah resiko dari pekerjaan sebagai jurnalis, dicari, dicaci, diancam, diintimidasi, hingga keselamatan keluarga terancam.

“Sebagai wartawan, hal itu sudah sering terjadi. Pekerjaan wartawan pastinya bersinergi antara media dan kepolisian, berjalan untuk kepentingan masyarakat dalam memberantas kejahatan  dan premanisme yang ada di kota Surabaya,” tambahnya.

Hingga berita ini viral di berbagai media, pihak kepolisian belum melakukan tindakan terhadap aksi perjudian dan prostitusi di Stasiun Wonokromo Surabaya. (TIM/Red)

Share this:

[addtoany]

Berita Lainnya

AWPI PERS GUARD - TELIKSANDI.ID