Bantul — Sebagai upaya peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bantul menggelar kegiatan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah pada Rabu, 7 Mei 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diselenggarakan di Aula MAN 2 Bantul mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Pelatihan ini diikuti oleh lebih dari 50 guru dari berbagai bidang studi di lingkungan MAN 2 Bantul. Seluruh peserta terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas guru dalam menulis karya ilmiah, baik untuk kepentingan publikasi jurnal, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), maupun untuk mendukung akselerasi kenaikan pangkat.
Dalam sambutannya, Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim dari UNY yang telah berkenan membagikan ilmu dan pengalaman kepada para guru. “Kami menyadari pentingnya literasi akademik bagi tenaga pendidik. Pelatihan ini menjadi langkah awal yang sangat berarti untuk mendorong budaya menulis dan berpikir kritis di lingkungan madrasah,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini tidak hanya membekali peserta dengan teknik dasar penulisan karya tulis ilmiah, tetapi juga membahas strategi penelusuran referensi, sistematika penulisan, serta tips menembus jurnal ilmiah terakreditasi. Tim narasumber dari UNY memberikan pendampingan intensif secara langsung, mulai dari tahap menentukan topik hingga praktik menyusun kerangka tulisan.
Tim dari UNY menyampaikan materi bertajuk “Penulisan Artikel Ilmiah Berbasis Hasil Penelitian” yang terdiri dari berbagai poin penting dan teknis. Mereka membuka sesi dengan pengantar tentang transformasi budaya literasi akademik, membandingkan antara tradisi literasi (kaum akademik: baca-tulis) dan tradisi orality (kaum awam: pandang-dengar).
Salah satu hal mendasar yang diajarkan adalah struktur umum artikel ilmiah menggunakan format IMRaD (Introduction, Methods, Results, and Discussion). Setiap bagian dijelaskan secara rinci, termasuk bagaimana menyusun:
- Judul yang efektif: singkat (maksimal 12 kata), dalam bentuk frasa benda, lugas, tidak berupa kalimat.
- Abstrak dan kata kunci: mewakili inti tulisan dan memudahkan pencarian.
- Pendahuluan: harus menunjukkan kebaruan (novelty) penelitian, tidak sekadar hal baru bagi penulis, tetapi benar-benar belum banyak dikaji secara mendalam oleh peneliti lain.
- Metode dan hasil: hasil harus berupa data olahan, bukan hanya data mentah, dan penyajiannya perlu sistematis.
- Pembahasan: mengaitkan hasil dengan teori atau penelitian terdahulu, serta menunjukkan kontribusi baru.
- Kesimpulan: bisa berbentuk naratif atau poin-poin, namun harus mencerminkan temuan utama.
- Ucapan terima kasih (acknowledgement) dan daftar pustaka: menjadi bagian akhir yang tak kalah penting.
Para peserta juga diberikan tips bagaimana menentukan jurnal tujuan untuk publikasi, termasuk pentingnya memperhatikan fokus, cakupan, dan gaya selingkung jurnal. Dalam sesi praktik, guru-guru diberi kesempatan menyusun draft awal tulisan berdasarkan pengalaman riset tindakan kelas (PTK) atau kajian pembelajaran yang telah mereka lakukan.Salah satu narasumber menekankan pentingnya guru memiliki kebiasaan menulis reflektif dan melakukan dokumentasi terhadap praktik-praktik baik pembelajaran di kelas. “Dari praktik pembelajaran yang dilakukan setiap hari, sebenarnya banyak ide yang bisa diangkat menjadi tulisan ilmiah. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk memulai dan konsistensi,” jelasnya.
Fitria Endang Susana, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan kesannya, “Kegiatan ini sangat membuka wawasan dan memberikan motivasi bagi kami untuk lebih serius dalam menulis karya ilmiah. Dukungan dari UNY sangat membantu kami dalam memahami aspek teknis maupun substansi penulisan.”
Tak hanya memberikan materi, pelatihan ini juga membuka ruang diskusi dan konsultasi individu bagi guru yang ingin mempublikasikan tulisannya di jurnal terakreditasi nasional. Pendampingan lanjutan juga direncanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, guna memastikan keberlanjutan proses penulisan dan publikasi.
Program PkM dari UNY ini mendapat respon positif dari para peserta. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala, sebagai bagian dari penguatan budaya literasi akademik di kalangan guru. “Menulis karya ilmiah bukan hanya soal administrasi, tetapi juga bentuk kontribusi guru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan,” ungkap salah satu peserta.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, MAN 2 Bantul semakin meneguhkan komitmennya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Budaya menulis yang tumbuh dari guru diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk ikut serta dalam membangun tradisi ilmiah di madrasah.