Founder and Managing Director Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano (kanan), saat menerima & memandu para Profesional dari Perusahaan Negeri Bunga Sakura, Jepang yang kembali Kunjungi “Rumah Pengomposan dan Rumah Pemilahan Material (RPM)” Waste4Change, Kantor SUB, VIDA Pedurenan Mustikajaya, Kota Bekasi Jawa Barat .
BEKASI, TelikSandi.ID – Kunjungan kerja masyarakat peduli sampah dari perusahaan Negeri Sakura Jepang telah memberi aspirasi dan motivasi dalam olah sampah. Detail proses pemilahan sampah yang beralamat di VIDA Bumi Alam Hijau, Jalan Alun-Alun Utara, RT.002/RW.001, Padurenan Mustika Jaya, Kota Bekasi Jawa Barat pada, Selasa (17/12) petang.
Apresiasi dibuktikan dengan lokasi Rumah Penampungan Material (RPM) langsung dikunjungi team perusahaan Negeri Matahari Terbit tersebut, yang dipandu langsung oleh Mohamad Bijaksana Junerosano, selaku
Founder and Managing Director Waste4Change Indonesia
Dijelaskan secara terbuka manakala Mohammad Bijaksana Junerosano menyebut beberapa negara tetangga bertukar ilmu . “Mengelola sampah menjadi hal urgent bagi negara Jerman, Korea, Jepang, Malaysia, Bosnia serta Taiwan dan beberapa negara sahabat yang lain,” ujar Sano panggilan akrabnya.
Kronologi awal minat Sano mengembangkan pengolahan sampah berawal tahun 2015 saat eksperiment. “Tujuan tentunya mengurangi sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) ini bisa kelola hasil dari sampah sebanyak 1.900 ton/hari untuk Kota Bekasi saja,” terang Sano di lokasi pemilahan sampah .
Waste-4Change menurut Sano masih terbatas kelola 15 ton/hari . Tata kelola sampah juga menjadi bahan menarik investasi bersama W4C yang dikelolanya.
“Pastinya dua jenis sampah organik dan unorganik dapat dikelola secara profesional. “Proses organik terbagi dua yakni pertama hasil kompos sedang keduanya melalui metode Black Soldier Fly (BSF) sementara untuk unorganik dipilah atau dicacah (pres) untuk didaur ulang (resicle),” ungkap Sano.
Minat yang membawa mimpi Sano untuk mengurangi volume sampah di Indonesia bukan tanpa target. “Kerjasama dengan Bank Sampah bahkan kita beli kepada masyarakat lantas kita pilah-pilah sehingga tidak membebani TPA Sumur Batu yang telah over capasitas,” pungkasnya.
Kapasitas kelola kedepannya, lanjut Sano, ditahun 2024 target mencapai 2.000 ton/hari. Sasaran Sano bahwa Waste-4Change tentunya dengan adanya MoU serta kerjasama yang berkesinambungan dan bertanggung jawab dengan Kepala Daerah (Pemda) yang peduli sampah bukan semata-mata hanya pencitraan.(jerry)