OPINI: Membuat Yang Tradisional Kembali Terkenal
Oleh SUNGATINI, S.Pd., M.Pd
Pengamat Pendidikan , Kebudayaan dan Sejarah Kab. Karanganyar
Siapa yang saat kecil dahulu sering bermain pasaran , gobak sodor, bandhulan, gateng dan lain sebagainya? Anak sekarang sudah asing dengan permainan tersebut padahal kalau dilihat secara filosofi serta manfaatnya sangat besar jika dibanding games di handphone yang sekarang merebak.
Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya, dimana pada ujungnya permainan tradisional tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk dan wujudnya tetap menyenangkan serta menggembirakan anak karena memang tujuan awal adalah sebagai media permainan.
Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permainan tradisional adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat. Permainan anak terbagi menjadi lima jenis sesuai manfaatnya masing-masing.
Pertama, permainanyang melatih kekuatan jasmani seperti tarik tambang, gobak sodor dan bandhulan, lompat tali.
Kedua, permainan yang melatih panca indra termasuk latihan meraba ,menghitung dan sebagianya seperti gateng, dakon, kelereng dan petak umpet.
Ketiga, permainan melatih bahasa seperti pong pong bolong dan ABC lima dasar.
Keempat, permainan dengan lagu dan irama seperti jamuran, cublak-cublak suweng dan bang bang tut.
Terakhir kelima, permainan yang bersifat menirukan perbuatan seperti pasaran dan mantenan.
Permainan tradisional tersebut sudah mulai redup dan langka dimainkan anak dipedesaan sekalipun. Padahal kalau kita lihat fungsi dan manfaatnya sangat besar sekali, sudah selayaknya orangtua, lingkungan sera sekolah kembali menggalakkan kembali guna “nguri –nguri” budaya tradisional yang mulai tersisih.
Mungkin dalam bentuk lomba menjelang 17 agustus atau lomba disekolah dalam menyambut hari pendidikan, hari kartini serta perlunya dukungan pemerintah untuk membuat sebuah terobosan kalau perlu payung hukum agar permainan tradisional tidak hilang.
Akhir kata tradisional belum tentu konvensional, modern belum pasti keren. Jaga permainan tradisional untuk Indonesia berbudaya. (🙏)