TELIKSANDI
NEWS TICKER

Decoupage: Sarana Pengelolaan Sampah Anorganik di Desa Jatirejo Kulon Progo

Senin, 22 Juli 2019 | 8:00 pm
Reporter:
Posted by: admin
Dibaca: 634

Oleh:
Trisniawati, Wahyu Setya Ratri, Agustina Dwi Rahayu Damanik
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

 

YOGYAKARTA, TELIKSANDI.ID – Difabel adalah seseorang yang memiliki keterbatasan baik fisik maupun mental yang akan mempengaruhi kemampuan dalam melakukan aktivitas dan kemandirian seseorang, sehingga banyak masyarakat yang memandang sebelah mata kaum difabel untuk berkembang dan berkarya. Kesempatan kerja merekapun masih sangat rendah dan jarang dijumpai, oleh karena itu perlu dibukanya lapangan-lapangan kerja baru yang akan membantu dan mendukung mereka untuk berkarya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan keterampilan bagi difabel dan mendorong untuk memperlihatkan bahwa mereka juga mampu berkarya dan percaya diri berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo merupakan salah satu desa yang mempunyai jumlah difabel terbanyak di DIY yaitu terdapat 97 orang difabel terdiri dari 45% disabilitas remaja, 35% anak-anak, dan sisanya 20% merupakan disabilitas usia dewasa. Selain itu desa ini juga mempunyai permasalahan dalam pengelolaan sampah, karena keterbatasan tenaga yang mengelola dan banyaknya sampah yang diproduksi.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Terus Meroket, Ada Apa Dengan Negeri Ini?

Dalam hal ini pengelolaan sampah anorganik dapat dimanfaatkan melalui seni decoupage. Decoupage berasal dari bahasa Perancis yaitu Découper, artinya memotong. Decoupage adalah seni menghias suatu objek dengan menempelkan kertas tissue ke objek tersebut.

Kerajinan decoupage ini sudah populer di mancanegara terutama di Eropa. Tissue yang digunakan memang sedikit berbeda dengan tissue yang kebanyakan dijumpai. Tissue ini disebut Servietten. Decoupage adalah cara menyenangkan dan mudah untuk mendekorasi objek apa saja, termasuk benda-benda di rumah mulai dari vas kecil hingga furnitur berukuran besar. Kemungkinannya sangatlah banyak. Namun, untungnya, decoupage bisa dipelajari relatif cepat hanya dengan beberapa langkah.

Decoupage saat ini sedang diminati oleh banyak orang, nuansa vintage merupakan nilai khas dari handmade ini. Banyak barang yang bisa disulap menjadi lebih menarik dengan sentuhan kertas-kertas ajaib decoupage, tapi ini tergantung dari teknik dan kreativitas kita, bagaimana memadukan gambar dan warna agar terlihat indah. Seni ini tidaklah sulit, hanya butuh ketelitian dan kesabaran untuk mengerjakannya. Nilai jual seni decoupage juga memiliki nilai jual yang tinggi. Alat dan bahan dalam seni decoupage ini meliputi benda yang akan didecoupage (talenan, kaleng, botol, bambu), kuas, gunting, cat akrilik, napkin/tissu bermotif (napkin khusus decoupage), lem putih atau transparan, dan pernis.

Cara kerja kerajinan decoupage pertama yaitu mengecat media atau benda yang akan kita decoupage menggunakan kuas sponge sebanyak dua kali. Jadi lapisan pertama dibiarkan mengering dulu, kemudian kita cat lagi sampai benar-benar tertutup sempurna.

Kedua, gunting napkins atau tissue decoupage mengikuti pola gambar yang akan kita tempel. Cara yang lain bisa menggunakan kuas yang dibasahi air dengan melepas bagian tepi gambar secara perlahan-lahan.

BACA JUGA: Pemkab Karanganyar Terima Penghargaan Tertinggi Parasamya Purnakarya Nugraha

Ketiga, napkins yang sudah digunting tadi, atur diatas talenan atau benda yang akan didecoupage sesuai kreatifitas, dikira-kira dulu posisi yang baiknya dimana kemudian tidak lupa letaknya. Selanjutnya tempelkan napkin dengan cara memberi lem diatas talenan sesuai ukuran (diperkirakan) pola yang sudah digunting tadi dan menempelkan napkin secara perlaha-lahan dan usahakan rapat tidak ada lipatan dan gelombang udara.

Setelah napkinnya melekat, lem lagi bagian atas napkin karena lemnya transparan jadi gambar dan warnanya tetap akan nampak. Biarkan sampai kering, jika sudah kering dan yakin tidak ada lagi yang ingin di tambahkan kemudian vernish sebagai tahap akhir. Selain agar decoupage tidak mudah pudar, juga memberi efek mengkilap. Pengelolaan sampah plastik dengan decoupage ini telah dilakukan oleh warga masyarakat desa Jatirejo, Lendah, Kulon progo, Yogyakarta.

Warga masyarakat antusias dalam membuat decoupage khususnya dalam pengelolaan sampah anorganik. Harapannya dengan pengolahan sampah plastik dengan decoupage ini D.I Yogyakarta akan menjadi ramah lingkungan.

 

Share this:

[addtoany]

Berita Lainnya

AWPI PERS GUARD - TELIKSANDI.ID