JAKARTA – Direktur Utama PLN, Sofyan Basir hingga saat ini masih berstatus sebagai saksi dalam kasus suap proyek PLTU Riau-1.
“Masih saksi saya kira. Karena KPK sudah menyampaikan bahwa dalam penyidikan ini baru ada dua orang tersangka setelah kami saat itu menemukan dua bukti permulaan yang cukup,” ucap Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (17/7/2018).
Febri mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru dalam kasus yang menjerat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI tersebut.
“Tapi sekarang kami masih fokus pada dua tersangka,” katanya.
Praktik suap dalam proyek PLTU Riau-1. Proyek itupun untuk sementara dihentikan. Direktur Utama PLN, Sofyan Basir menerangkan proyek PLTU Riau-1 merupakan proyek pembangkit mulut tambang yang digarap oleh anak usahanya dan bekerjasama dengan konsorsium beberapa perusahaan swasta. Nilainya mencapai US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,87 triliun (kurs Rp 14.300).
Sofyan Basir kemungkinan akan dipanggil KPK sebagai saksi dalam kasus ini.
Mengingat kediaman hingga kantor Sofyan Basir turut digeledah tim penyidik KPK.
“Pihak yang terkait secara langsung tentu saja akan kita panggil dan kita periksa. Ada saksi-saksi yang kami rencanakan akan diperiksa pada minggu ini paling cepat atau minggu depan. Semoga tidak ada perubahan dengan rencana tersebut,” ujar Febri.
Lokasi tersebut di antaranya rumah Eni Maulani Saragih, rumah dan apartemen serta kantor Johannes Budisutrisno Kotjo, serta rumah Direktur Utama PLN, Sofyan Hasilnya.
Kemudian, Senin (16/7/2018), tim penyidik KPK menggeledah ruang kerja Eni di Gedung DPR, Kantor Pusat PT PLN, serta kantor Pembangkit Jawa Bali (PJB) Indonesia Power.
Baca: Deretan Negara yang Miliki Angka Harapan Hidup Tertinggi di Dunia, Penduduk Hidup Bahagia Lebih Lama
Usai penggeledahan, tim penyidik KPK menyita CCTV, dokumen-dokumen rapat, alat komunikasi, serta dokumen latar belakang penunjukan Blackgold dalam kerja sama proyek tersebut.
Diketahui, pada kasus proyek pembangkit listrik milik PT PLN di Riau-1 ini, KPK telah menjerat Wakil Ketua Komisi 7 DPR Eni Maulani Saragih dan Bos Blackgold Natural Resources Limited, Johanes Budisutrisno Kotjo.
Proyek PLTU Riau-1 sendiri masih dalam tahap Letter of Intent (LoI). Proyek tersebut belum berjalan dan digarap oleh anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang bekerjasama dengan konsorsium yang terdiri dari PT Samantaka Batubara dan China Huadian Engineering Co Ltd (CHEC).
PLTU Riau-1 sendiri memiliki kapasitas 2×300 MW. Proyek ini ditargetkan beroperasi atau Commercial Operation Date (COD) pada 2023.