Bantul | teliksandi.id – MTs Negeri 9 Bantul menggelar sesi Parenting dan Pengajian Guru Orang Tua dan Siswa (PGOS) bertajuk “Menjadi Orang Tua Terbaik untuk Mewujudkan Generasi Berlian” bersama Shinta, M.Si., M.A. alias Bunda Cinta. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh guru, pegawai, komite, dan orang tua siswa kelas VII, VIII, dan IX di Musala Raudhatul Muta’allimin pada Sabtu (12/10/2024).
Kepala MTsN 9 Bantul, Siti Solichah, dalam sambutannya, menekankan bahwa pendidikan tidak bisa optimal jika hanya dikelola oleh madrasah. Oleh karena itu, Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat harus berperan aktif dalam mengawal pendidikan anak-anak.
Sementara itu, Bunda Cinta mengatakan bahwa orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan anak-anaknya. Menurut Bunda Cinta, pendidikan tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga memastikan bahwa akhlak siswa terjaga.
“Kalau mau anak-anaknya semangat sekolah, orang tuanya juga harus semangat mengantarkannya,” ungkap Bunda Cinta.
Bunda Cinta menegaskan bahwa orang tua dan guru adalah role model bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus instropeksi dan terus memperbaiki diri.
Selain itu, Bunda Cinta mengajak seluruh orang tua dan guru yang hadir untuk mengubah pola pikirnya. Jika selama ini berpikir menjadi orang tua yang baik itu sulit, kita harus mengubah cara pandangnya.
“Menjadi orang tua itu tidak mudah,” ujar Bunda Cinta, “kata mudah itu yang harus kita ingat agar selalu dimudahkan oleh Allah Swt.,” tegasnya.
Meski demikian, Bunda Cinta mengataka bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi. Menurutnya, adanya hanya niat yang terlalu rendah. Dengan terus memperbaiki niat, doa, dan upaya, cita-cita menciptakan Generasi Berlian di MTsN 9 Bantul akan terwujud.
Pada akhir sesi ini, MTsN 9 Bantul mengajak pengurus orang tua untuk berdiskusi tentang program madrasah. Kepala MTsN 9 Bantul mengatakan bahwa pertemuan seperti ini selalu dimanfaatkan untuk menampung aspirasi dari orang tua.
“Sebisa mungkin, kita libatkan orang tua dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan madrasah,” pungkas Solichah. (Red/tim)